Ibu Tamara Rela “Rogoh Kocek”, Demi Bantu Kucing Terlantar
foto : doc. faktajaya
Faktajaya News, Bekasi – Keberadaan ‘Rumah Kucing’ di berbagai daerah kini mulai banyak diperbincangkan sebagai tempat penampungan kucing terlantar atau yang sengaja dibuang pemiliknya karena tak sanggup merawat.
Sementara di balik itu, ada pengorbanan yang tak sedikit dalam membuka penampungan atau shelter kucing yang sarat edukasi ini.
Seperti ditemui faktajaya yang sengaja turun langsung mendatangi rumah seorang ibu rumah tangga yang peduli dengan puluhan kucing yang sudah dilakoninya sejak 7 tahun lalu di bilangan Pondok Gede Kota Bekasi pada Minggu (9/5).
“Silahkan masuk, Mas,” sahut pemilik rumah, Ibu Henny Ratnaningsih yang akrab dipanggil Ibu Tamara didampingi suaminya saat ditemui faktajaya.
Sejumlah kucing pun lantas menghampiri diiringi suara khasnya terdengar bersahutan tanda menyambut orang asing.
Kondisi di rumah itu benar-benar berbeda, sekalipun banyak kandang kucing namun jauh dari kata bau. Bahkan ada beberapa kucing yang bebas bermain.
Bahkan kucing lokal dan ras yang biasa terlihat di jalanan kini hidup berdampingan dalam satu atap dengan keluarga Tamara.
Sedangkan alat perawatan juga cukup lengkap, mulai dari kandang, wadah makan, pasir untuk pub, obat P3K, pakan kucing, sampo serta scratcher sampai tempat penggaruk kuku. Maklum, sebelum Pandemi Covid-19 ada 2 pekerja yang membersihkan rumah dan merawat semua kucing-kucing itu.
Sementara itu, beberapa kandang yang berada di luar rumah karena terbatasnya tempat juga terlihat beberapa terpal plastik yang sudah di sediakan untuk menutupi kandang jika sewaktu-waktu turun hujan.
Disisi lain keberadaan kucing yang terus bertambah jumlahnya kini menjadi pemikiran yang tidak mudah terutama untuk biaya makan dan perawatan lumayan cukup besar.
Sehingga, sebut Tamara, dalam sebulan saja Ia harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk merawat semua kucing tersebut. Jadi mau tak mau dirinya dan suaminya harus rela menguras kocek dari anggaran dapurnya untuk bisa menghidupi mereka.
Tamara menyebut, setiap hari kucing-kucing itu mendapat pengawasan decara rutin. terutana untuk vitamin dan vaksinasi yang bekerja sama dengan dokter hewan.
Sehingga tak mengherankan,, beberadaan kucing yang sebelumnya sangat memprihatinkan karena tidak terurus kini selalu sehat karena selain dirawat dengan baik gizinya pun benar-benat terpenuhi.
Namun, kadang tak sedikit pula terdapat sejumlah kucing yang masih sakit dan harus dirawat di dokter hewan yang letaknya tidak begitu jauh tempatnya.
“Suntik, vaksin dan juga berobat tetap Rutin, tapi daya tahan tubuh kucing itu enggak bisa diprediksi beda dengan manusia gitu,” ujar Tamara.
Ia bercerita, beberapa waktu lalu dirinya juga sempat menolong kucing yang telrtabrak kendaraan hingga kepalanya luka.
Belum lagi kucing yang sengaja dibuang oleh pemiliknya sehingga perlu perawatan ekstra.
“Yang ini kepalanya luka parah karena tertabrak di jalanan,” ucap ibu empat anak ini sembari menunjuk kucing yang sudah mulai membaik setelah dirawatnya.
Dibuang Pemilik
Lebih jauh di uraikan Tamara, bulan lalu tiba-tiba dirinya melihat ada 5 ekor kucing yang sengaja diletakan di depan rumahnya. Diduga dengaja dibuang pemiliknya dengan cara diantar karena mungkin tidak mau lagi untuk mengurusnya
Akibat Pandemi Covid-19
Menurunnya perekonomian masyarakat yang diakibatkan pandemi Covid-19, membuat banyak hewan peliharaan terlantar. Sehingga tak mengherankan banyak kucing yang dibuang atau ditelantarkan karena pemiliknya di PHK dari pekerjaannya.
Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang pemerhati hewan peliharaan, DPP Genta, Ahmad Djuhardi yang bergelut dengan penyelamatan hewan. Selama pandemi Covid-19 dalam 1 bulan setidaknya kurang lebih 20 hingga 30 ekor hewan diselamatkan. Padahal sebelum pandemi Covid-19, penyelamatan hewan terlantar jumlahnya kurang dari 10 ekor. Dirinya juga mengatakan sulit menolak permintaan penyelamatan hewan sehingga jumlah penghuni di shelternya pun juga terus bertambah.
Kondisi hewan yang diselamatkan terkadang sangat buruk bahkan ada yang mati tidak tertolong. Bahkan di awal masa pandemi dirinya mendapat laporan ada hewan peliharaan yang sengaja dibunuh oleh pemiliknya.
Senada dengan Djuhardi dan sebagai seorang pecinta hewan peliharaan, Tanara juga mengatakan, bahwa dirinya menjadikan rumahnya sebagai shelter kucing juga mengaku prihatin dengan banyaknya hewan peliharaan yang ditelantarkan oleh pemiliknya selama masa pandemi Covid-19. Saat melakukan perawatan dirinya juga kerap menemukan kucing yang sedang sakit bahkan yang terluka parah.
Setidaknya keberadaan kucing yang selama ini banyak yang diterlantarkan masyarakat dapat menjadi “PR” bagi pemerintah pada khususnya untuk mensosialisasikan keberadaan kucing yang selama ini dianggap sebelahmata.
Hal ini sangat perlu di lakukan karena selama ini tak sedikit masyarakat yang belum mengetahui jika menyiksa atau menelantarkan hewan peliharaan bisa dikenakan sanksi hukum.
Hukuman terhadap pelaku penganiayaan hewan peliharaan pun diatur dalam pasal 302 KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama 3 bulan atau pidana denda.(mkw)