Menyambut Akhir Zaman Dengan “Penuh Tawakal”

Menyambut Akhir Zaman Dengan        “Penuh Tawakal”

foto. ilustrasi Akhir Zaman

pixabaymkw

FAKTAJAYA.COM, KOTA BEKASI – Pada beberapa tahun silam, dalam sebuah akhlak tasawuf salah seorang tokoh ulama dari Surabaya, alm. Hadrsatusy Syekh Romo KH Ahmad Asrori Al-Ishaqi, di Pesantren Al Fitrah, Surabaya pernah menyampaikan sebuah kalimat sederhana, tetapi memiliki makna yang cukup dalam, “ro’aa munkaron ma’ruufan, wa ma’ruufan munkaron”, yang buruk terlihat baik, yang baik terlihat buruk”.

Belakangan kata-kata beliau pun kini mulai menjadi dikenyataan. Bagaimana tidak, di era disruptif ini, menunjukkan bahwa dawuh semakin terbukti.

Bagaimana tidak, tak sedikit fenomena yang terjadi di masyarakat, mengaku dirinya Habib bahkan Nabi, padahal dia bukan seorang Habib apalagi seorang Nabi. Bahkan kini banyak orang atau kelompok yang mengaku paling benar. Akhirnya yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar.. Sehingga tak mengherankan, ada diantara ulama yang berpandangan ini adalah bagian dari tanda akhir zaman. alias kiamat sudah dekat.

Apalagi dalam sebuah hadist telah disebutkan; “Pada akhir zaman akan muncul pembohong-pembohong besar yang datang kepadamu dengan membawa berita-berita yang belum pernah kamu dengar dan belum pernah didengar oleh ayah kamu sebelumnya, karena itu jauhkanlah diri dari mereka agar mereka tidak menyesatkanmu dan memfitnahmu.” HR Muslim.

Menanggapi maraknya opini yang berkembang di masyarakat terkait dengan akhir zaman, faktajaya com berhasil mewawancarai seorang Tokoh Ulama yang juga sebagai Pengasuh Lembaga Zikir, Prof. Dr. HC. KH. Ahmad Sakti di bilangan Jati Rangga Kota Bekasi mengatakan, “Pada dasarnya siapa saja boleh berpendapat tentang akhir zaman yang lebih dikenal dengan “Kiamat”. Tapi yang harus kita yakini sebagai seorang muslim, bahwa tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tahu kapan terjadinya kiamat, kecuali Allah SWT,” terang Kyai Ahmad Sakti.

Lebih jauh dijelaskannya, “Jika kita mau menyadari, memang tanda-tanda akhir zaman sudah ada. Tapi seyogyanya, kita semua tanpa memandang suku dan agama seharusnya menanggapinya dengan bijak. Artinya tidak saling menyalahkan tapi mari bersama-dama kita duduk bareng untuk memanjatkan do’a sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Selain dari itu kita juga bukan menghadapinya dengan kecemasan, tapi hadapi semua itu penuh tawakal. Artinya berserah diri dengan penuh keyakinan bahwa kiamat itu pasti akan tiba”, jelasnya.

“Memang kita harus menyadari untuk tidak saling menyalahkan apalagi hanya mencari kesombongan semata. Dengan kata lain sudah saatnya kita saling membantu satu sama lain dan kembali ke jalan yang di Ridhoi olehNya,” tambah Kyai Ahmad Sakti menutup wawancaranya.(red)

About Maulana Kusuma Wijaya

Leave a reply translated

Your email address will not be published. Required fields are marked *