Gegara Mencuat Ke Permukaan, Puluhan Kolektor ‘Mulai Memburu’ Pusaka Asli Garuda Paksi

Gegara Mencuat Ke Permukaan, Puluhan Kolektor ‘Mulai Memburu’ Pusaka Asli Garuda Paksi

RELIGI – Mencuatnya kabar pusaka peninggalan Pangeran Cakra Buana atau Walang Sungsang putra dari pasangan Prabu Siliwangi dan Subang Larang yang belakangan sudah berhasil diangkat oleh seseorang di Gunung Cakra Buana kini mulai diburu keberadaannya.


Bagaimana tidak, Pusaka ‘Garuda Paksi’ yang merupakan salah satu benda pusaka andalan milik Pangeran Cakra Buana keberadaannya hingga kini masih menjadi tanda tanya. Kecuali Golok Cabang dan Kelapa Janggi yang sudah berada di Cirebon termasuk d Keraton Kanoman.


Menurut salah seorang pecinta benda pusaka Raden Sastro Winarto (62), saat ditemui di padepokannya di bilangan Sunyaragi Cirebon mengatakan, “sebenarnya masih ada beberapa benda pusaka milik Sunan Gunung Jati dan Pangeran Cakra buana yang berada di luar. Seperti Tumbak Boyo dan Pusaka Garuda Paksi yang hingga kini belum jelas keberadaannya. Seakan hilang begitu saja, seperti di telan bumi,” kata Sastro, Selasa (4/5/2023).


Lebih jauh di ungkapkan Sastro, “di tambah lagi banyak para pemburu benda pusaka yang selalu mengada-ada. Seperti mengarang Cerita dan membuat Pusaka Cakra Buana yang ‘palsu’. Padahal yang asli sebenarnya tidak besar seperti yang banyak beredar. Bahkan besarnya tidak lebih dari 10 sentimeter saja dan itu pun terbuat dari kuningan,” terangnya.


Sastro menjelaskan , “Seperti gambar dan ukurannya jelas ada catatannya di keraton. Saya juga sempat melihat gambarnya. Tapi karena saya tidak pernah melihat langsung aslinya, ya sekedar melihat saja,” katanya.


Menurut cerita para tetua di Cirebon, Pusaka Cakra buana yang asli sebenarnya terakhir di titipkan pada istri keduanya Pangeran Cakra Buana yaitu Kencana Larang pada tahun 1470. Karena Pusaka Garuda Paksi, konon merupakan Pusaka andalan Pangeran yang hanya akan di minta dari istrinya untuk di aabawa saat ada kebutuhan penting saja.


Diberitakan sebelumnya, keberadaan Pusaka Garuda Paksi belakangan di kabarkan Haji Sukirman warga desa di bilangan Gunung Cakra Buana, sudah di temukan dan berhasil diangkat dari tempatnya oleh seorang asal Bekasi yang akrab dipanggil “ayah” (tidak mau di sebut nama aslinya) yang pada saat itu sedang menebang pohon bambu di Gunung Cakra Buana.


Sukirman menjelaskan, menurut cerita salah satu sahabatnya usai menebang bambu yang berasal dari Indramayu Arif (45), “pada saat menebang pohon bambu beliau (ayah.red) melihat ada seorang putri cantik mengenakan pakaian kerajaan di sela-sela pohon bambu memanggil dirinya untuk mendekat. Namun ketika di dekati, putri itu malah menghilang diantara rimbunnya pohon bambu. Karena beliau merasa penasaran, akhirnya dia pun berusaha untuk mendekatinya sambil saya di video kan.

Namun saat di deteksi beliau, ternyata dirasakan ada benda aneh yang mencoba menarik beliau kedalam, sehingga terjadi tarik menarik antara beliau dengan benda itu. Yang akhirnya benda itu dapat ditarik, sekalipun tangannya beliau terluka sedikit seperti luka cakar,’ jelas Arief.


Lebih jauh di ceritakan Arief, “Setelah kami lihat ternyata benda itu adalah pusaka Garuda Paksi yang selama ini banyak di perbincangkan warga sekitar. Anehnya lagi, usai benda itu di tarik beliau, ada beberapa keanehan yang juga sempat terjadi, mulai dari monyet-monyet banyak yang turun dari atas hingga ke jalanan juga tiba-tiba kabut sangat tebal pun turun,” urai Arief.


“Belakangan, puluhan orang pun kerap menemui kami yang menanyakan keberadaan Pusaka itu. Selain tak sedikit yang mengajukan berani memberi mahar besar pada beliau juga yang sekedar hanya ingin tahu. Seperti sahabat saya Pak Udin yang juga warga sekitar di Cakra Buana, dia malah sempat mengajukan maharnya yang sudah di siapkan yaitu 2hektar tanah yg ditumbuhi kebon jati dan sebuah kendaraan roda empat. Namun saat saya ajukan, beliau hanya mengatakan, “maaf saat ini saya belum bisa menjawabnya. Tapi saya minta waktu dulu, bukan cuma untuk saya netralisir tetapi juga untuk memastikan apakah dapat saya pindah rawatkan”, jelasnya. (gs/red)

About Maulana Kusuma Wijaya

Leave a reply translated

Your email address will not be published. Required fields are marked *