KHUTBAH JUM’AT : “Hikmah Dibalik Musibah”
( Oleh : Ustadz Karyadi el-Mahfudz )
ilustrasi Bencana Alam /fjn
FAKTAJAYA NEWS – “Sesungguhnya besarnya balasan sesuai dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, ketika Allâh mencintai suatu kaum, Allah akan mengujinya. Siapa yang ridha, ia akan mendapatkan ridla Allah SWT. Siapa yang membencinya, ia akan mendapatkan kemurkaan Allah.”
Hadirin Rahimakumullah,
Alhamdulillah atas segala nikmat yang telah kita rasakan dari kecil sampai dengan dewasa, sehingga kita mampu mempertahankan eksistensi sebagai manusia yang beradab.
Salawat salam tetap tercurah pada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa Islam rahmatan lilalamin.
Hadirin Rahimakumullah,
Izinkan pada khutbah Jum’at yang singkat ini Khotib berwasiat pada diri dan jamaah untuk senantiasa menjaga dan merawat keimanan kita, jangan biarkan surut bahkan sirna dari dada kita.
Hadirin Rahimakumullah,
Ketika musibah menghampiri setiap insan itu artinya kita sedang diuji oleh Allah SWT , maka ucapkanlah istirja, dalam surat Al Baqarah yang artinya : “Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn’ (sesungguhnya kita semua milik Allah dan kepada Allah pula kita semua kembali).” (QS al-Baqarah:156)
Yah manusia tak kuasa untuk menolak ujian yang diberikan oleh Allah SWT, meski seakan dunia mau kiamat kita tetap berserah diri pada Sang Penguasa Jagad.
Dalam hadis riwayat Ibnu Majah Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Sesungguhnya besarnya balasan sesuai dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, ketika Allâh mencintai suatu kaum, Allah akan mengujinya. Siapa yang ridha, ia akan mendapatkan ridla Allah SWT. Siapa yang membencinya, ia akan mendapatkan kemurkaan Allah.”
Maka pandai-pandai mensyukuri nikmat yang telah Allah ﷻ berikan pada kita dengan menjalani kehidupan penuh optimis, musibah banjir, tanah longsor, atau pun gempa bumi menjadi momentum untuk instrospeksi diri atas tingkah laku kita yang semakin jauh dari Allah SWT.
Hadirin Rahimakumullah,
Setidaknya ada dua hikmah yang dapat kita petik dari setiap musibah ; Pertama senantiasa menerima takdir Allah ﷻ dengan ikhlas, sebagaimana firman-Nya dalam surah at-Taubat ayat 51 yang artinya : “Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal”
Tawakkal dengan menjaga qalbu kita menjadi tenang.
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
Hadir Rahimakumullah,
Hikmah kedua ; Mengetuk solidaritas tanpa batas terhadap sesama muslim, ingat muslim itu ibarat satu tubuh Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya : “Perumpamaan kaum mukmin dalam hal cinta, kasih, dan saling menyayangi adalah seperti sebuah jasad, jika salah satu anggota badan ada yang merasa sakit, maka yang lain ikut merasakan dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Muslim)
Bahkan kita harus menolong meringankan beban saudara-saudara kita yang tertimpa musibah, yakin jika kita menolong orang lain kelak pun kita akan ditolong.
“Allah akan menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR Muslim)
Hadirin Rahimakumullah,
Mari jangan sunyikan hati kita dengan zikir kepada Allah SWT cukup jelas firman-Nya dalam Ali Imran ayat : 191 yang artinya : “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
Selalu baca al-Qur’an, malam hari ada tahajud, pagi hari ada Dhuha, lakukan niscahya keberkahan meliputi kita.
“Sungguh beruntung orang-orang yang menyucikan jiwanya dan sungguh rugilah orang-orang yang mengotori jiwanya.” ( as-Syams : 9 -10 ).(red)
Sumber : fokusberitanasional