HARTA YANG HARUS DIPERTANGGUNGJAWABKAN DI AKHIRAT

Oleh : GB – MPA (M.K Wijaya), Padepokan Samudera Istighfar,

Assalamualaikum Wrwb…

Sobat Religi….Yang Dimuliakan Allah,

Diantara perkara yang harus dipertanggungjawabkan pada Yaumil hisab adalah “harta yang diperoleh dari mana dan dibelanjakan untuk apa?”

Pada umumnya manusia wajib mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun dalam mencari Nafkah, apakah pekerjaan yang dilakukannya halal atau haram?.

Kebanyakan karena ingin cepat kaya, tak jarang diantara mereka memperolehnya dengan menghalalkan berbagai macam cara.

Nah sobat religi, walaupun kita membutuhkan harta, namun tak ada salahnya untuk nemulai dan memperolehnya dengan cara yang dihalalkan dalam Islam.

Kita juga harus yakin bahwa Allah akan memberikan rezeki yang terbaik pada kita. Karena harta yang kita miliki pasti akan dipertanggungjawabkan kelak.

Bukankah Rasulullah sudah memperingatkan melalui hadisnya tentang 4 perkara yang harus dipertanggungjawabkan pada Hari Kiamat kelak.
لَا تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ جَسَدِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيْهِ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ (رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ وَالتِّرْمِذِيُّ)

“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak dari tempat hisabnya pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai empat hal: (1) umurnya, untuk apakah ia habiskan, (2) jasadnya, untuk apakah ia gunakan, (3) ilmunya, apakah telah ia amalkan, (4) hartanya, dari mana ia peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan” (HR Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi).

Untuk Sobat Religi kali ini kita membahas Perkara Keempat dari Hadis Nabi yang akan ditanyakan kepada kita “Dari mana kita memperoleh harta dan untuk apa kita belanjakan”

Untuk perkara harta, Manusia Terbagi Menjadi Tiga Golongan, Dua Celaka dan Satu Yang Selamat. Dua Golongan Yang Celaka pada hari kiamat adalah Mereka Yang Mengumpulkan Harta Dengan Cara Yang Haram atau Dari Sumber Yang Haram, dan Mereka Yang Mengumpulkan Harta Dengan Cara Yang Halal Tapi Membelanjakannya Untuk Hal-Hal Yang Diharamkan.

Sedangkan Golongan Yang Selamat adalah Mereka Yang Mengumpulkan Harta Dengan Jalan Yang Halal dan Membelanjakannya Untuk Perkara-perkara Yang Juga Halal.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلرَّجُلِ الصَّالِحِ (رَوَاهُ أَحْمَدُ فِي مُسْنَدِهِ) “Sebaik-baik harta adalah harta milik orang yang saleh.” (HR Ahmad dalam al-Musnad).

Sebab orang yang saleh akan mencari harta dengan cara yang halal dan membelanjakannya untuk hal-hal yang dihalalkan pula oleh Allah ta’ala.

Sobat Religi Yang Saya Cintai…

Kalau kita buka Surah Al-Humazah yang terdiri dari 9 ayat, pada ayat (2) sampai ke (9) juga sudah di ingatkan :

Wailul likulli humazatil lumazah (1) Al-Ladzii jama’a maalaw wa’ad dadah (2) Yahsabu anna maalahu akhladah (3) Kallaa layunbadzanna fil huthamah (4) Wa maa adraaka mal huthamah (5) Naarullaahil muuqadah (6) Al-latii taththali’u alal af-idah (7) Innahaa ‘alaihim mu’shadah (8) Fii ‘amadin mumaddadah (9).

Artinya: “Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela (1), yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung (2), dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya (3), sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah (4), Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (5), (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan (6), yang (membakar) sampai ke hati (7), Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka (8), (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang (9).”

Menurut sebuah riwayat, ayat ini diturunkan Allah berkenaan dengan Ubay bin Khalaf, seorang tokoh Quraisy kaya raya yang selalu mengejek dan menghina Nabi dengan kekayaan yang ia miliki.

Dari ayat itu Allah langsung memperingatkan dengan tegas dengan kalimat “Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela.”

Kemudian, Allah juga memperingatkan betapa bahayanya orang yang suka mengumpulkan harta dunia dan tidak menginfakkan harta itu di jalan yang benar.

Banyak manusia yang terus mengumpulkan harta dan mengira jika hartanya akan abadi. Padahal, Allah sudah memperingatkan bahwa harta benda tidak akan dibawa mati.

Sobat Religi ..Yang Saya Cintai,

Kini sudah jelas, bahwa ancaman bagi orang yang suka mencela, mengumpat dan mengumpulkan harta tidak tanggung- tanggung, yaitu Neraka Huthamah. Neraka ini teramat pedih siksanya karena mampu membakar manusia hingga ke hatinya.

Dengan kata lain secara keseluruhan, Surah Al-Humazah adalah ancaman dari Allah SWT khusus terhadap orang-orang yang suka mencela, suka mengumpat, dan suka mengumpulkan harta namun tidak mau menafkahkannya di jalan Allah.

Akhir kata, semoga kita semua khususnya Sobat Religi selalu dijauhkan dari perilaku mencela, mengumpat, apalagi mengumpulkan harta dunia tanpa menginfakkannya di jalan Allah.

Semoga kita digolongkan oleh Allah ke dalam orang-orang yang bisa memanfaatkan harta dan ilmu, agar kelak kita bisa mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah serta dimudahkan oleh Allah untuk bisa berkumpul dengan orang-orang yang shalih dari kalangan Nabi dan Rasul..Amin Amin Amin Ya Rabb….
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungilah kami dari siksa Neraka.” (QS. al-Baqarah [2]: 201).

Sumber Artikel : Dari Berbagai Sumber.

About Maulana Kusuma Wijaya

Leave a reply translated

Your email address will not be published. Required fields are marked *