Jembatan Lengkung Pertama Indonesia Jadi “Ikon Kalsel”

Jembatan Lengkung Pertama Indonesia Jadi “Ikon Kalsel”

foto : Jembatan Lengkung Pertama Indonesia

Faktajaya News, Jakarta – Pembangunan jalan tol dan jembatan di berbagai daerah sebagai penghubung dari wilayah satu dengan wilayah lainnya tak dapat dipungkiri merupakan salah satu ujung tombak dari tujuan utama percepatan pertumbuhan ekonomi.

Salah satu diantaranya Jembatan Sei Alalak di Jalan Brigjen Haji Hasan Basri, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Jembatan yang menghubungkan Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Kuala telah berhasil melalui uji beban proses sertifikat laik fungsi.

Belakangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) melakukan proses uji beban sebagai bagian dari rangkaian sertifikasi laik operasi pada Jembatan Sei Alalak, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada 30 Agustus lalu.

Bahkan pelaksanaan uji beban tersebut selain berlangsung secara ketat juga diawasi Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) dengan melibatkan sebanyak 32 truk dengan masing-masing beban seberat 24 ton.

Terkait dengan itu, Direktur Pembangunan Jembatan Kementerian PUPR Yudha Handita Panjiriawan kepada awak media mengatakan, secara keseluruhan hasil uji beban menunjukkan hasil yang baik, data pengujian kemudian akan dibahas secara teknis oleh KKJTJ untuk rekomendasi keluarnya sertifikat laik fungsi.

“Secara umum hasilnya baik, ketika diberikan beban, lalu bebannya di release kondisi jembatannya kembali seperti semula, ini mengindikasikan struktur jembatannya baik,” ujar Yudha, Sabtu (4/9).

Lebih jauh Yudha menjelaskan, konstruksi struktur utama jembatan secara umum sudah selesai, saat ini di lapangan hanya ada pekerjaan pembongkaran jembatan rangka baja yang lama dan proses penyelesaian akhir yang ditargetkan rampung pada akhir minggu pertama September. Adapun serah terima sementara pekerjaan provisional hand over (PHO) direncanakan dilaksanakan pada 15 September mendatang.

Diberitakan sebelumnya, tujuan Jembatan Sei Alalak dibangun adalah untuk menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia 30 tahun dan menjadi jalur utama akses Kota Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalsel dan Kalimantan Tengah (Kalteng).

Menurut informasi yang dihimpun, proyek jembatan yang dibangun dari dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan skema pekerjaan tahun jamak (multi years) ini merupakan jembatan dengan tipe cable stayed berbentuk melengkung pertama di Tanah Air.

Sementara metode konstruksi yang digunakan pada Jembatan Sei Alalak adalah longline matchcast system, di mana sistem precast ini mampu mengefisienkan biaya dan mengoptimalkan kualitas. Kemudian, geometri tiang pylon asimetris untuk mengatur cable stayed agar tidak bersinggungan dan tetap berada di luar deck jembatan serta menambah estetika.

Sedangkan beton yang digunakan adalah fc’45 Mpa (K-500 ) berkualitas tinggi yang menggunakan material lokal guna mengoptimalkan potensi resources yang ada.(red)

Sumber : berbagai sumber

About Maulana Kusuma Wijaya

Leave a reply translated

Your email address will not be published. Required fields are marked *